Kekuatan Persahabatan



Sahabat turut memberi warna dalam perjalanan hidup kita. Dalam karir, studi, maupun dalam hubungan sosial, seorang sahabat memiliki andil brhasil atau tidaknya kita. Begitu penting arti seorang sahabat, sampai-sampai Rasulullah saw dalam salah satu haditnya melansir, “Manusia bergantung pada agama temannya...”
            Tanpa berharap imbalan apapun, suatu hari, seseorang mengunjungi sahabatnya. Satu malaikat utusan Allah diam-diam menemuinya.
“Mau pergi Kemmana?” sang malaikat bertanya.
“Saya mau mengunjungi saudara saya, Si Fulan,” orang itu memberi jawab.
“Apakah engkau ada keperluan dengannya?” tanya sang malaikat.
“Tidak ada hajat apa-apa,” sergah orang itu.
“Ada kerabat dengannya,?” tanya sang malaikat lagi.
“Tidak ada,” orang itu menjawab.
“Apakah karena dia telah memberikan sesuatu padamu?? Sang malaikat bertanya lagi.
“Tidak,” jawab orang itu.
Sang malaikat melanjutkan pertanyaannya. “Jadi, apa sebabnya?”
Si orang itupun menjawab, “Aku mencintainya karena Allah,”
Lalu, sang malaikat berkata padanya, “Sesungguhnya Allah telah mengutusku untuk menyampaikan kabar bahawa karena kecintaanmu padanya, maka Allah memastikan untukmu masuk surga.” (HR. Muslim).
Dalam Hadits lain, buah persahabatan dilukiskan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim yang masyhur berikut ini. Tujuh manusia yang akan dinaungi oleh Allah dibawah naungan-Nya pada hari tiada naungan lain selain naungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, pemuda yang sibuk beribadah kepada Allah, orang yang hatinya terpaut di Masjid setelah keluar darinya, dua orang yang saling mengasihi karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah, orang yang ingat kepada Allah dalam kesunyian  dan kesendirian sampai air matanya berlinang, seorang laki-laki  yang ketika dibujuk oleh godaan keji dari seorang  wanita cantik mengatakan ‘Aku takut kepada Allah swt’, dan orang yang ketika bersedekah menyembunyikan sedekahnya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang telah diberikan oleh tangan kanannya.
Bahwa, persahabatan mengantarkan seseorang memperoleh syafaat-Nya. Syafaat berupa naungan. Kelak, ketika tidak ada naungan lain selain naungan-Nya, ketika banyak manusia ditenggelamkan oleh keringatnya sendiri.
Pertanyaannya, mengapa persahabatan memiliki tempat yang begitu tinggi? Begitu mahalkah harga sebuah persahabatan, hingga janji surga dan pahala ‘khhusus’ lainnya pun siap diperuntukkan bagi siapapun pengamalnya?
Bersahabat atau berteman sepintas lalu terkesan sepele. Sangat mudah untuk sekedar mengucapkannnya. Rasanya kita pun senang apabila banyak orang yang menjadi sahabat kita. Nyatanya, tidak setiap orang mau bersahabat dengan kita. Sebaiknya, tidak setiap orang lantas mau kita jadikan sahabat. Ada banyak alasan mengapa kita ingin menjalin persahabatan dngan seseorang dan ada banyak alasan lainnya juga mengapa kita menolak untuk bersahabat dengannya.
Jika demikian, menjadi pribadi yang bersahabat boleh jadi mencerminkan kebaikan budi dan perilakunya. Sebab belum tentu setiap kita menjadi pribadi yang bersahabat. Persahabatan terjadi apabila dua pribadi berhasil menyingkirkan egonya masing-masing. Persahabatan ada karena ada kerendahan hati. Persahabatan tidak pernah hidup di jiwa pribadi yang didalamnya terpendam dendam dan murka. Persahabatan tidak pernah menyala dari batin yang didalamnya tidak ada cahaya kebaikan.
“Apabila dua saudara bertemu, mereka ibarat kedua tangan, yang satu mebasuh yang lain. Dan tidak bertemu dua orang mukmin melainkan Allah swt memberikan manfaat dan keuntungan satu sama lain,” begitu Rasulullah saw melukiskan idealnnya huungan persahabatan.
Maka itu, persahabatan  adalah anugrah. Karena ini pula,  rasanya tak berlebihan jika ada buah pahala ‘khusus’ yang siap dihadiahkan kepada mereka yang memelihara jalinan persahabatan dalam hidupnya. Rasulullah saw memuji dan begitu menghargai persaudaraan diantara sesama muslim.
“Barangsiapa bila Allah swt menghendaki sesuatu kebajikan atas seseorang, maka Dia akan memberikan kepadanya seorang kawan. Apabila lupa, maka ia akan diingatkan oleh kawannya itu. Apabila kawannya itu lupa, ia akan mengingatkan.”
Keutamaan lain yang akn diperolah oleh siapapun yang menjalin pershabatan terdapat dalam hadits berikut, “Barangsiapa mengunjungi seorang teman (untuk bersilaturahmi) karena Allah, maka seorang malaikat akan menyerunya dari belakang tabir, ‘Kabar baik, kabar baik, surga untukmu!.”

Posting Komentar