Ugang sayu adalah nama sebuah desa di Kecamatan Gunung
Bintang Awai, Kabupaten Barito Selatan. Konon katanya didesa tersebut terdapat
dua buah makam. Menurut kata orang sekitar desa itu, makam itu mempunyai
sejarah tersendiri. Makam tersebut terletak ditengah-tengah desa sekitar 1km
masuk ke dalam dari jalan raya. Asal usul terbentuknya nama desa Ugang Sayu
adalah sebagai berikut:
Nama desa
Ugang Sayu berasal dari nama dua kaka beradik yaitu Ugang (kakak) dan Sayu
(adik). Kedua kaka beradik ini hanya hidup sebatang karadan tinggal disuatu
pedalaman dan hidup bertani disana. Kehidupan mereka sangat berbahagia. Dalam bertani,
setiap tahunnya mereka memanenkan hasil kebun dan ladangnya. Dengan hasil yang
berlimpah ruah, padi, sayur sayuran, jagung, buah-buahan, mereka juga membuat
sebuah kolam untuk memelihara ikan guna memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Diselang-selang
waktu untuk memanenkan hasil kebun dan lading mereka, Sayu meminta izin kepada
Ugang untuk pergi merantau ke tempat orang lain. Mula-mula Ugang tidak mau
mengizinkan, tetapi karena Sayu mengatakan hanya sebentar untuk pergi merantau
ke daerah lain, akhirnya Ugang pun mengizinkan.
Setelah
diizinkan kakanya untuk pergi, Sayu pun berangkat merantau ke daerah lain. Bertahun-tahun
kakaknya menunggu kedatangan sang adik, namun sang adik tak kunjung pulang. Sang
kakak kini sudah lanjut usia. Untuk merawat kebun dan ladang mereka pun
kakaknya sudah tidak mampu dan terpaksa dibiarkan begitu saja. Karena sudah tua
penyakit demi penyakit datang menimpa Ugang.
Disetiap
waktu kakanya ini selalu mengharapkan
kedatangan adiknya, dan adiknya itu akhirnya datang juga dengan membawa seorang
temannya. Sang adik melihat kebun dan lading mereka yang semuanya rusak karena tidak terawat. Sayu menjadi sedih karena
melihat keadaan kebun dan ladang mereka. Dan yang membuatnya lebih sedih lagi
adalah melihat kakaknya yang semakin hari semakin parah keadaannya. Selang beberapa
bulan kemudian, keadaan kakaknya bertambah parah dan akhirnya ia menghembuskan
nafas terakhirnya. Kini hanya tinggal Sayu dan temannya yang kembali merawat ladang
dan kebun mereka.
Hari demi
hari telah berganti, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun,
perlahan-lahan pedalaman tersebut menjadi ramai. Karena dari berbagai daerah penduduk
berdatangan untuk membuka lahan pertanian. Sayu sudah beranjak tua dan tak
mampu lagi mengurus ladang dan kebunnya. Sedangkan temannya pulang ke tempat
asalnya. Sayu menderita penyakit yang tak juga sembuh dan akhirnya meninggal. Ia
dikuburkan dekat dengan makam kakaknya.
Setelah
berbulan bulan berkumpullah semua penduduk dipedalaman itu dan mereka
bermusyawarah untuk member nama pedalaman tersebut. Karena yang pertama kali
tinggal dipedalaman itu hanya Ugang dan Sayu, jadi seluruh warga sepakat
menamai pedalamn tersebut menjadi sebuah desa yaitu desa Ugang Sayu nama dari
kedua kakak beradik itu.
Bertahun
tahun semakin banyak orang berdatangan ke desa itu dan orang-orang sekitar desa
itu merawat dengan baik makam Ugang dan Sayu.
Posting Komentar