Sendratasik Berkarya New Generation - Noitare'n Eg'Wen


Sendratasik Berkarya adalah kegiatan rutin tahunan bagi mahasiswa semester 7 di Program Studi Pendidikan Sendratasik ULM. Pada tahun ini, Sendratasik Berkarya tidak lagi seperti tahun-tahun sebelumnya. Jika pada angktan 2012 bernama Sendratasik Berkarya 5, angkatan 2013 yang seharusnya adalah Sendratasik Berkarya 6 diubah menjadi Sendratasik Berkarya New Generation. namun tidak berbeda dngan tahun-tahun sebelumnya,  Sendratasik Berkarya New Generation tetap menampilkan kolaborasi antara seni drama, tari dan musik serta film.

Judul Noitare'n Eg'Wen sendiri adalah kebalikan dari kata New Generation (silahkan dibaca terbalik). Naskah yang digunakan pada pementasan ini adalah adaptasi dari drama bertema koloni yang dibuat oleh Ahmad Hafiz (salah satu mahasiswa Sendratasik angkatan 2013). Noitare'n Eg'Wen merupakan kisah di masa depan tepatnya pada tahun 3777 dimana pada masa itu tradisi sudah hilang dari muka bumi. Tradisi yang kami angkat disini adalah tradisi Banjar (Kalimantan Selatan).

Singkatnya, dalam pementasan ini diceritakan ada 5 sekawan yang ingin mengetahui tradisi pada masa lalu yang mana tradisi itu hanya ada di dalam sebuah kitab terlarang. Mereka pergi ke hutan untuk mencari kitab tersebut. Hutan yang diceritakan pada masa ini bukan hutan seperti yang kita lihat seperti sekarang ini akat tetapi hutan yang dimaksud disini adalah sebuah tempat yang dipenuhi dengan sampah-sampah seperti plastik. Kitab terlarang yang berisi tradisi-tradisi ini dijaga oleh sekelompok kurcaci yang kelaparan. Pada akhirnya mereka mendapatkan kitab tersebut walaupun 2 diantara mereka tewas dimakan oleh kurcaci penghuni hutan tersebut.


Proses syuting untuk keperluan film dalam pementasan Noitare'N Eg'Wen dilakukan tiga kali seharian penuh dengan jarak waktu beberapa hari karena perlu waktu untuk memeperbaiki kostum yang rusak ketika digunakan syuting. Behind the scene syuting Noitare'n Eg'Wen



artikel lain seputar Noitare'N Eg'Wen: